Tembang macapat adalah salah satu warisan budaya jawa yang berupa karya sastra. Kalau dalam karya sastra Indonesia, seperti syair. Tembang macapat berasal dari kata 'maca' yang artinya membaca dan 'papat', yang artinya adalah empat, maksudnya dalam melantunkan tembang macapat ini biasanya dengan membaca empat-empat suku kata. Ada tiga aturan dalam membuat tembang macapat, yaitu:
- Guru gatra : jumlah baris
- Guru wilangan : jumlah suku kata
- Guru lagu : huruf vokal terakhir
- Maskumambang : dari kata 'ngambang' yang menggambarkan bayi (mengambang) di dalam kandungan ibu dan belum diketahui apakah si bayi itu laki-laki atau perempuan.
- Mijil : lahir ke dunia
- Sinom : masa muda, masa dimana kita harus banyak belajar
- Kinanthi : dari kata 'kanthi' yang artinya menuntun
- Asmaradana : artinya adalah cinta, cinta kepada lawan jenis
- Gambuh : dari kata 'jumbuh' yang artinya cocok, maksudnya adalah menemukan orang yang cocok untuk diajak hidup bersama
- Dhandhanggula : hidup yang sedang senang-senangnya, apa yang diinginkan sudah dapat terlaksana dan hidup berkacukupan
- Durma : dari kata 'darma' atau memberi, maksudnya jika sudah hidup berkecukupan akan tumbuh rasa belas kasih kepada sesama manusia, sehingga akan memiliki sifat memberi
- Pangkur : dari kata 'mungkur' atau pergi, artinya pergi meninggalkan hawa nafsu yang jahat
- Megatruh : dari kata 'megat' yang artinya pergi dan 'roh' maksudnya adalah roh kita pergi kembali menghadap Yang Kuasa
- Pocung : dari kata 'pocong' artinya menjadi mayat lalu dibungkus kain mori putih dan dimakamkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar