Selasa, 26 Agustus 2014

Menikmati Kota Yogyakarta (part 6: Museum 3D de mata)

Museum 3D de mata terletak di XT Square atau di Pasar seni Jogja. Museum ini berisi lukisan di dinding atau lantai yang jika kita berpose dengan latar lukisan akan memberikan kesan nyata (tiga dimensi). Di museum ini ada banyak sekali lukisan dan agar hasil foto kita tampak nyata, kita sebaiknya mengikuti petunjuk berupa contoh-contoh foto kecil yang ada di samping lukisan.
Masih bingung dengan penjelasan ini? Yuk, lihat langsung aja ya hasilnya! Foto - foto ini saya ambil ketika mengunjungi museum 3D dengan 2 teman saya:

Nikmati indahnya keliling dunia,







Melintasi tempat-tempat ekstrim,




Pergi ke negeri dongeng,







Dan teruslah berimajinasi,








Menikmati Kota Yogyakarta (part 5: Taman Pintar)

Taman pintar merupakan wisata rekreasi yang asik dan mendidik untuk keluarga. Di dalamnya ada berbagai macam gedung yang memiliki keunikan masing-masing. Misalnya gedung oval-kotak, berisi alat-alat peraga ilmu pengetahuan, kalau di Jakarta seperti PP IPTEK. Selain itu ada gedung yang mengingatkan kita akan peristiwa masa lalu, yaitu Gedung Memorabilia. Gedung ini berisi diorama sejarah perjuangan hingga foto-foto presiden RI. Buat anak balita ada juga gedung PAUD. Selain gedung-gedung yang saya sebutkan tadi, masih banyak juga area edukasi lainnya, baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Taman pintar letaknya sangat strategis. Dengan naik trans Jogja kita bisa langsung turun di depan Taman Pintar. Kalau sebelumnya kalian berada di Benteng Vredeburg, kalian bisa jalan kaki keluar lewat pintu belakang dan keluar di toko buku Taman Pintar.

Foto-foto presiden di Gedung Memorabilia
Berbagai macam gamelan yang boleh dimainkan
Alat peraga gerak di gedung Oval-Kotak
Alat peraga bunyi di gedung Oval-Kotak

Menikmati Kota Yogyakarta (part 4: Museum Benteng Vredeburg)

Ini adalah hari kedua kita jalan-jalan ke tempat wisata. Tujuan pertama perjalanan ini adalah Museum Benteng Vredeburg. Tempat ini mudah sekali dijangkau kendaraan umum. Kalau naik Trans Jogja turun di halte Malioboro 3 dan kalian akan langsung melihat tempat ini. Harga tiket masuknya pun murah, hanya Rp 3.000,- saja kita dapat menikmati bangunan kuno peninggalan kolonial Belanda. Selain pemandangan dinding-dinding kokoh benteng, di dalamnya terdapat museum-museum yang berisi diorama-diorama perjuangan rakyat Indonesia.


Halaman depan benteng 


Salah satu museum di dalam benteng

Sumber gambar: yogyakarta.panduanwisata.com

Kamis, 21 Agustus 2014

Menikmati Kota Yogyakarta (part 3: monumen jogja kembali dan taman pelangi)

Masih di hari pertama jalan - jalan kami, kali ini kami mengunjungi Monumen Jogja Kembali (Monjali) dan Taman Pelangi. Dua tempat wisata ini sebanarnya ada dalam satu tempat. Hanya saja waktu bukanya yang berbeda. Monjali buka dari pagi hingga jam 15.00, sedangkan taman pelangi baru buka jam 16.00.
Monumen Jogja Kembali sangat mudah dikenali dari pinggir jalan karena bentuknya yang unik, kerucut seperti nasi tumpeng. Di dinding sekeliling monumen, terdapat relief-relief yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah. Sedangkan di dalam monumen terdapat museum-museum yang berisi diorama, foto, dan benda kuno peninggalan masa penjajahan.
Monumen jogja kembali
diorama pakaian pejuang kemerdekaan
senjata api
telepon kuno
tandu yang pernah digunakan Jendral Soedirman saat Gerilya

Taman pelangi merupakan taman lampion yang ada di halaman monjali. Ada banyak lampion-lampion unik yang dipajang disini, dari mulai tokoh terkenal, hewan, bunga, hingga tokoh kartun. Taman pelangi ini sangat bagus kalau dinikmati di waktu malam karena cahaya dari lampion akan terlihat dengan jelas. Selain taman lampion ada juga stand-stan permainan dan makanan yang dapat dinikmati.
taman pelangi di waktu sore
lampion naga

lampion kuda putih
lampion spogebob and friends

Menikmati Kota Yogyakarta (part 2: museum affandi)

Hari pertama jalan - jalan di Jogja, kami mencoba menjelajahi wisata di daerah ring road utara. Tujuan pertama kami adalah museum affandi. Museum affandi berisi galeri-galeri hasil karya seni affandi dan keluarganya yang berupa lukisan, patung, bahkan ada pula benda-benda peninggalan beliau seperti mobil dan pakaian. Disini pula terdapat makam dari affandi.
Sekedar info, untuk pelajar ada potongan harga tiket masuk (dengan menunjukan kartu pelajar). Selain itu kalau membawa kamera / hp kamera yang digunakan untuk memotret ada tambahan biaya tiket masuk.
 galeri lukisan minyak affandi
 galeri lukisan tinta (corat-coret) Affandi
 galeri karya seni keluarga Affandi
Salah satu lukisan Affandi
Makam Affandi
Cafetaria

Menikmati Kota Yogyakarta (part 1: intro)

Yogyakarta, kota istimewa, begitulah orang-orang menyebutnya. Ya, bagi saya Kota Jogja memang istimewa, budayanya, kulinernya dan wisatanya. Hampir dua bulan ini kebetulan saya dan teman saya berkesempatan untuk kerja praktik disana. Karena setiap hari Senin-Jumat adalah waktu kami bekerja, maka Sabtu-Minggu adalah waktu yang sangat kami nantikan untuk menjelajahi kota ini. 

Berhubung tidak ada kendaraan pribadi, kami menjelajahi kota Jogja hanya berbekal rute kendaraan umum andalan kota Jogja, yaitu bus trans jogja dan sedikit jalan kaki. Meskipun terbatas transportasi, tempat wisata yang berhasil kami jangkau cukup banyak juga. Kami pergi ke museum affandi, monumen jogja kembali, taman pelangi, benteng vreendenburg, taman pintar, museum 3D de mata, kraton, museum sonobudoyo, taman sari, museum dirgantara, prambanan, istana ratu boko.

Sebenarnya masih banyak lagi tempat wisata menarik yang belum kami kunjungi, apalagi wisata alamnya. Mungkin suatu hari nanti jika ada kesempatan kita akan kesana lagi.

Dengarlah

Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Mendengar disini terutama mendengar nasihat dari orang lain, meskipun mungkin kita tidak terlalu suka dengan sifatnya. Dalam budaya Jawa, ada sebuah tembang macapat yang berisi nasihat itu. Tembang ini adalah tembang gambuh yang berbunyi:

"Pitutur bener iku
Sayektine apantes tiniru
Nadyan metu saka wong sudra papeki
Lamun becik nggone muruk
Iku pantes sira anggo"

Artinya:
"Pitutur bener iku" perkataan yang benar itu (nasihat). "Sayektine apantes tiniru" sebenarnya pantas untuk dicontoh. "Nadyan metu saka wong sudra papeki" meski keluar dari orang yang sifatnya kurang baik. "Lamun becik nggone muruk" jika dia benar dalam mengajarkannya. "Iku pantes sira anggo" itu pantas dilakukan.

Mungkin kita pernah terlanjur sakit hati dengan seseorang hingga rasanya tak ingin dengar apa-apa lagi dari dia. Semua perkataannya selalu kita abaikan tak peduli itu benar atau salah. Pikirkan lagi, mungkin saja kata-katanya bermanfaat bagi kita.

Kamis, 07 Agustus 2014

Tembang Macapat

Pernahkah kalian mendengar tembang macapat?
Tembang macapat adalah salah satu warisan budaya jawa yang berupa karya sastra. Kalau dalam karya sastra Indonesia, seperti syair. Tembang macapat berasal dari kata 'maca' yang artinya membaca dan 'papat', yang artinya adalah empat, maksudnya dalam melantunkan tembang macapat ini biasanya dengan membaca empat-empat suku kata. Ada tiga aturan dalam membuat tembang macapat, yaitu:
  1. Guru gatra : jumlah baris
  2. Guru wilangan : jumlah suku kata
  3. Guru lagu : huruf vokal terakhir
Tembang macapat sendiri ada 11 macam, dimana kesebelas macam tembang tadi seperti mewakili kehidupan manusia mulai dari lahir hingga meninggal dunia. Sebelas tembang macapat, sesuai urutannya adalah:
  1. Maskumambang :  dari kata 'ngambang' yang menggambarkan bayi (mengambang) di dalam kandungan ibu dan belum diketahui apakah si bayi itu laki-laki atau perempuan. 
  2. Mijil : lahir ke dunia
  3. Sinom : masa muda, masa dimana kita harus banyak belajar
  4. Kinanthi : dari kata 'kanthi' yang artinya menuntun
  5. Asmaradana : artinya adalah cinta, cinta kepada lawan jenis
  6. Gambuh : dari kata 'jumbuh' yang artinya cocok, maksudnya adalah menemukan orang yang cocok untuk diajak hidup bersama
  7. Dhandhanggula : hidup yang sedang senang-senangnya, apa yang diinginkan sudah dapat terlaksana dan hidup berkacukupan
  8. Durma : dari kata 'darma' atau memberi, maksudnya jika sudah hidup berkecukupan akan tumbuh rasa belas kasih kepada sesama manusia, sehingga akan memiliki sifat memberi
  9. Pangkur : dari kata 'mungkur' atau pergi, artinya pergi meninggalkan hawa nafsu yang jahat
  10. Megatruh : dari kata 'megat' yang  artinya pergi dan 'roh' maksudnya adalah roh kita pergi kembali menghadap Yang Kuasa
  11. Pocung : dari kata 'pocong' artinya menjadi mayat lalu dibungkus kain mori putih dan dimakamkan
Tembang macapat bukan hanya indah syair dan kata-katanya, tapi juga makna yang ada di dalamnya dimana biasanya mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan, baik secara tersirat maupun tersurat.